Ketika Nabi
Ilyas bersembunyi di rumahnya, Nabi Ilyasa masih seorang belia. Saat
itu Nabi Ilyasa sedang menderita suatu penyakit. Nabi Ilyaskemudian
membantu Nabi Ilyasa menyembuhkan penyakitnya. Setelah sembuh, Nabi
Ilyas mengangkat Nabi Ilyasa sebagai anak angkatnya. Semenjak itu Nabi
Ilyasa selalu mendampingi Nabi Ilyas dalam menyeru Bani Israil menuju ke
jalan kebaikan. Nabi Ilyasa melanjutkan tugas kenabian Nabi
Ilyas ketika Nabi Ilyas meninggal. Nabi Ilyasa melanjutkan misi ayah
angkatnya agar kaumnya itu kembali taat kepada ajaran Allah SWT.
Nabi
Ilyasa kemudian sadar bahwa manusia ternyata begitu mudah untuk kembali
ke jalan sesat. Hal ini terjadi tidak lama setelah Ayah Angkatnya, Nabi
Ilyas wafat. Padahal masyarakat lembah sungai Yordania itu sempat
mengikuti seruan Nabi Ilyas agar meninggalkan pemujaannya pada berhala.
Pada kalangan itulah Nabi Ilyasa tak lelah menyeru ke jalan kebaikan.
Dikisahkan bahwa mereka tetap tak mau mendengar seruan Nabi Ilyasa, dan
mereka kembali menanggung bencana kekeringan yang luar biasa.
Nabi
Ilyasa menghadapi sikap penyangkalan Raja dan Ratu Israel terhadap
agama setelah Nabi Ilyas Meninggal. Nabi Ilyasa’ menunjukkan banyak
mukjizat untuk menunjukkan kekuasaan Allah, tapi mereka malah
menyebutnya tukang sihir, sama seperti ketika mereka menyebut Nabi
Ilyas sebelumnya. Mereka terus membangkang sepanjang hidup Nabi Ilyasa.
Setelah
beberapa lama usaha dakwahnya tanpa hasil, bangsa Israil akirnya
ditaklukkan oleh Bangsa Assyria. Bangsa Assyria menghancurkan Kuil
Gunung dan menyebabkan kerusakan parah di Israel.
Setelah itu Nabi Ilyasa AS tetap melanjutkan misi ayah angkatnya dan kaumnya kembali taat kepadanya agar meninggalkan pemujaannya pada berhala.
Selama masa kepemimpinan Nabi Ilyasa ini kaum Bani Israil hidup rukun,
tentram, makmur, karena berbakti dan bertakwa kepada Allah. Akan tetapi
setelah ia wafat, kaumnya kembali durhaka. Akhirnya kaumnya dilanda
kesengsaraan yang luar biasa, dan pada saat-saat seperti itu
lahirlah Nabi Yunus AS.
No comments:
Post a Comment